Samboja, 16 Juli 2025 — Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja yang saat ini dalam proses alih kelola ke Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan (P2HB) menjadi sorotan penting dalam pengembangan hutan berbasis data dan riset di Indonesia. Dalam rangka memastikan kesiapan lapangan, Dr. Willie Semith selaku Penasehat Utama Menteri Kehutanan bersama tim melakukan kunjungan langsung ke lokasi pada 15–16 Juli 2025.
Kunjungan ini bertujuan meninjau sejumlah aset penting yang telah tersedia di KHDTK Samboja, serta memastikan dukungan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia yang akan mendukung pengelolaan kawasan secara optimal.
Kunjungan diawali dengan peninjauan Laboratorium Kehutanan, yang menjadi pusat analisis data lingkungan dan hutan tropis. Selanjutnya, tim meninjau tegakan aren, salah satu potensi ekosistem lokal yang dapat dikembangkan untuk program riset dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Pada kesempatan tersebut, Dr. Willie dan rombongan juga mengunjungi Herbarium KHDTK Samboja, yang menyimpan berbagai koleksi spesimen tumbuhan sebagai sumber data ilmiah dan pendidikan. Tak hanya itu, tim juga menyusuri Trek Wartonokadri, jalur edukatif berbasis ekowisata yang menjadi bagian dari interpretasi ekologi di kawasan tersebut.
Dalam proses alih kelola, KHDTK Samboja tercatat memiliki sejumlah aset penting seperti gedung herbarium, laboratorium, guest house, serta peralatan pendukung seperti drone, kendaraan operasional, dan perlengkapan penelitian hutan lainnya. Dukungan tenaga ahli dari berbagai bidang, mulai dari pengelolaan herbarium, identifikasi pohon, analisis spasial, hingga manajemen laboratorium, juga telah disiapkan untuk memperkuat operasional kawasan.
P2HB berkomitmen menjadikan KHDTK Samboja sebagai model pengelolaan kawasan hutan berbasis riset dan kolaborasi, selaras dengan amanat Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 1 Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan.